Apa batasan teknis baterai natrium-ion?

Baterai sodium-ion merupakan teknologi baterai yang memiliki potensi besar, namun masih menghadapi beberapa kesulitan dalam produksi dan produksi massal. Pertama-tama, pasokan bahan baku merupakan masalah utama dalam produksi baterai natrium-ion. Meskipun sumber daya natrium relatif melimpah, ketika permintaan natrium meningkat secepat permintaan litium, harganya tidak dapat dijamin stabil.

Pada saat yang sama, teknologi penambangan dan pemurnian natrium relatif terbelakang. Bagaimanapun, natrium belum pernah mendapat perhatian sebesar ini sebelumnya. Hal ini mengakibatkan kendala rantai pasokan yang menyulitkan pemenuhan kebutuhan produksi baterai natrium-ion skala besar. Kedua, optimalisasi proses produksi baterai natrium-ion juga menjadi tantangan.

Proses produksi baterai natrium-ion memerlukan kontrol yang sangat presisi. Sintesis bahan, pelapisan dan perakitan elektroda serta tautan lainnya tidak boleh ceroboh. Persoalannya, ketidakstabilan sering terjadi pada link tersebut. Ketidakstabilan ini akan memengaruhi kinerja dan masa pakai baterai serta meningkatkan biaya produksi.

Ketiga, keselamatan merupakan isu utama yang perlu diperhatikan dalam produksi baterai natrium-ion. Logam natrium yang digunakan dalam baterai natrium-ion sangat reaktif jika terkena udara dan air, sehingga dapat menimbulkan masalah keamanan. Oleh karena itu, tindakan keselamatan yang ketat perlu diambil selama proses produksi untuk menjamin keamanan selama produksi dan penggunaan baterai natrium-ion.

Terakhir, biaya produksi adalah masalah lain yang harus dipertimbangkan saat memproduksi baterai natrium-ion secara massal. Dibandingkan dengan baterai lithium-ion yang sudah matang, biaya produksi baterai sodium-ion lebih tinggi. Di satu sisi biaya bahan baku, di sisi lain rumitnya proses produksi dan investasi peralatan akan meningkatkan biaya produksi.

Cara terbaik untuk mengurangi biaya produksi adalah dengan mencapai produksi massal. Setelah volume tercapai, kurva biaya dapat diratakan. Hal ini menciptakan sebuah paradoks. Hanya ketika biayanya rendah dan modal pasarnya besar maka produksi massal akan terjadi. Jika biayanya sangat tinggi, produksi massal tidak akan terjangkau. Realisasi peningkatan efisiensi produksi dan pengurangan biaya masih menghadapi banyak keterbatasan.